|
Presentasi Media Teknologi oleh Kelompok 1 |
Bahas media teknologi, presentasi kelompok 1 kelas Jurnalistik berlangsung panas. Hal tersebut terjadi karena saat sesi tanya jawab audiens mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isu-isu terkini, seperti isu politik. Sementara itu, sang presenter materi, Syarifah Nabila dan Rara Nabila Azzahra menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jawaban lugas dan cukup memuaskan.
Berdasar pada urutan yang telah ditentukan oleh Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Khalid Amrullah,S.S., presentasi tersebut dilaksanakan pada pukul 08.10 WIB hari Jum'at (01/02/2024) di ruang 204 Gedung C Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Para Mahasiswa terpantau hadir tepat waktu dan menyimak penyampaian materi dengan seksama. Meski ada juga Mahasiswa yang sibuk dengan gadget atau pikiran mereka sendiri.
Disisi lain, para presenter menjelaskan materi seputar media teknologi sambil menampilkan Power Point. Tak jarang juga mereka membaca materi melalui telepon pintarnya. Salah satu presenter, Syarifah, mengakui hal tersebut dapat memudahkannya dalam menyampaikan materi tambahan yang belum ada di Power Point.
Menurut penjelasan dari presenter, teknologi memiliki peran dan fungsi yang penting dalam jurnalistik. "TIK dapat mempermudah riset dan mempercepat proses produksi berita. Selain itu, TIK juga dapat mempermudah akses informasi dan meningkatkan partisipasi publik," terang Nabila, presenter kedua.
Merespon penjelasan presenter tentang kemudahan akses informasi melalui teknologi, Bapak Khalid mengatakan bahwa teknologi sekarang memang sudah diluar 'nurul' (nalar). Itu karena kini teknologi dapat mengemas apapun dengan cepat hingga bisa saja menggantikan pekerjaan manusia, seperti membuat berita.
"Media massa semakin barbar," tegas Bapak Khalid, Dosen Praktisi sekaligus Redaktur Radar Malang. Pasalnya, adanya media massa online yang menjadikan semua hal, baik itu benar atau salah, dapat dikonsumsi publik secara instan sehingga mengalahkan media mainstream yang sesuai standar jurnalistik.
Pada sesi tanya jawab, salah satu audien, Fanny Rahmawan, bertanya bagaimana seorang jurnalis menyikapi informasi hoax seperti hasil quick count pemilu yang beredar berkat kemudahan teknologi. "Untuk informasi yang bersifat maslahat untuk semua, kita perlu cari tahu sumbernya dari mana, kalau sumbernya dari media yang memiliki payung hukum maka bisa saja dipercaya," jawab Syarifah, presenter pertama.
Audien lain, Rohmatul Ummah, juga mengajukan pertanyaan pada presenter tentang bagaimana tantangan dan potensi media teknologi untuk jurnalistik. Menurut Syarifah, penurunan popularitas media cetak memberikan peluang besar bagi media teknologi online atau elektronik dalam menyampaikan informasi. Meskipun dihadapkan dengan tantangan, seperti minat publik terhadap konten yang kurang bermutu, seorang jurnalis diharapkan mampu mengatasi hal ini dengan mengemas informasi tersebut sehingga memiliki nilai yang signifikan, relevan, dan menarik.