Minggu, 14 April 2024

Presentasi Online namun Jelas dan Memikat Para Audience

Presentasi Media Teknologi Kelompok 4 melalui Zoom Meeting
Presentasi Media Teknologi Kelompok 4 melalui Zoom Meeting

Arinina dan Anisa sukses memikat perhatian para audience dalam presentasi mereka tentang "Konsep Dasar Multimedia; Jenis Aplikasi, Perangkat dan Elemen Multimedia" pada hari Jumat, 5 April 2024. Meskipun diselenggarakan melalui Zoom Meeting dan bertepatan dengan bulan puasa, antusiasme audiens tetap tinggi. 


Mempelajari lebih lanjut menunjukkan betapa pentingnya multimedia dalam kehidupan sehari-hari, meskipun materi tersebut mudah dipahami dan tersebar luas. 


Dalam presentasi ini, dibahas bagaimana media sangat penting untuk menyebarkan informasi melalui televisi dan media sosial. Selain itu, dibahas bagaimana aplikasi media berdampak pada pekerjaan jurnalis dan perluasan pasar bisnis. 


Etika kerja dalam industri jurnalistik dan hiburan menegaskan pentingnya komunikasi aktif dan keseimbangan emosional dalam berita, meskipun ada masalah seperti data peminat TV yang tidak akurat. TV tetap relevan berkat dukungan pemerintah dan inovasi pemiliknya, meskipun minat terhadap iklan TV menurun.


Oleh karena itu, presentasi ini tidak hanya memberikan pemahaman dasar tentang multimedia, tetapi juga mendorong Anda untuk berpikir lebih jauh tentang bagaimana multimedia memengaruhi berbagai aspek kehidupan.

Jumat, 29 Maret 2024

Presentasi Santai Kelompok 4 Mengenai Karakteristik Media

Presentasi Kelompok 4 tentang Karakteristik Media

Jumat, 22 Maret 2023, di ruangan 204 Gedung C Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, kelompok 4 dari kelas profesi Jurnalistik berhasil mempresentasikan materi tentang karakteristik media. Refina dan Fariha, dua anggota kelompok, dengan santainya menyajikan materi dengan penuh percaya diri. Mereka mengatur presentasi dengan tenang, memberikan informasi secara singkat, padat, dan jelas.

Para mahasiswa di ruangan 204 C,  terlihat antusias dalam merespons materi yang disampaikan. Tiga pertanyaan diajukan oleh para audience sebagai tanggapan atas materi tentang karakteristik media. Refina dan Fariha dengan gesit menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan gaya yang santai namun memuaskan.

Dalam materinya, kelompok ini membahas peran penting media sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan pesan-pesan iklan. Mereka menekankan bahwa media memiliki hubungan langsung dengan konsumen dari berbagai dimensi psikografi dan demografi. dua anggota tersebut juga membahas beragam klasifikasi dan karakteristik media seperti web, iklan surat kabar, majalah, brosur, poster, dan billboard.

Presentasi mereka membuktikan bahwa Kelompok 4 mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam pemahaman tentang karakteristik media bagi mahasiswa di kelas profesi Jurnalistik.

Sabtu, 02 Maret 2024

Presentasi Jurnalistik Kel 1 di UIN Malang berlangsung Panas

Presentasi kelompok 1 kelas Jurnalistik di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang berlangsung pada pukul 07.00 WIB hari Jum'at (01/02/2024) di ruang 204 Gedung C. Saat sesi tanya jawab, audiens mengajukan pertanyaan kritis yang memicu diskusi yang panas. Namun, sang presenter materi, Shela, Riznima, dan Amelia, mampu menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik dan juga tetap ditambahin insight oleh Dosen pengampuh, bapak Khalid Amrullah, S.S

Suasana Diskusi Presentasi
Suasana Diskusi Presentasi

Para mahasiswa menyimak penyampaian materi dengan seksama. Meskipun demikian, terdapat beberapa mahasiswa terlihat menggantuk, ngelamun bahkan teralihkan oleh gadgetnya.


Para presenter menjelaskan materi seputar Pengantar Manajemen Media Massa dengan menggunakan bantuan Power Point. Konsep-konsep manajemen dalam media massa yang dipaparkan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, bahkan pengawasan.


Selain itu, presentasi juga mengulas beberapa prinsip media massa, seperti kebebasan media, kesetaraan, keanekaragaman, kebenaran dan kualitas informasi, serta tatanan sosial dan solidaritas. Para presenter juga tidak lupa untuk menjelaskan sejarah media mulai dari cetak, elektronik, hingga online.

Jumat, 01 Maret 2024

Jurnalis: Sekarang Media Massa Semakin Barbar

Presentasi Media Teknologi oleh Kelompok 1


Bahas media teknologi, presentasi kelompok 1 kelas Jurnalistik berlangsung panas. Hal tersebut terjadi karena saat sesi tanya jawab audiens mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isu-isu terkini, seperti isu politik. Sementara itu, sang presenter materi, Syarifah Nabila dan Rara Nabila Azzahra menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jawaban lugas dan cukup memuaskan. 


Berdasar pada urutan yang telah ditentukan oleh Dosen pengampu mata kuliah, Bapak Khalid Amrullah,S.S., presentasi tersebut dilaksanakan pada pukul 08.10 WIB hari Jum'at (01/02/2024) di ruang 204 Gedung C Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Para Mahasiswa terpantau hadir tepat waktu dan menyimak penyampaian materi dengan seksama. Meski ada juga Mahasiswa yang sibuk dengan gadget atau pikiran mereka sendiri. 


Disisi lain, para presenter menjelaskan materi seputar media teknologi sambil menampilkan Power Point. Tak jarang juga mereka membaca materi melalui telepon pintarnya. Salah satu presenter, Syarifah, mengakui hal tersebut dapat memudahkannya dalam menyampaikan materi tambahan yang belum ada di Power Point. 


Menurut penjelasan dari presenter, teknologi memiliki peran dan fungsi yang penting dalam jurnalistik. "TIK dapat mempermudah riset dan mempercepat proses produksi berita. Selain itu, TIK juga dapat mempermudah akses informasi dan meningkatkan partisipasi publik," terang Nabila, presenter kedua. 


Merespon penjelasan presenter tentang kemudahan akses informasi melalui teknologi, Bapak Khalid mengatakan bahwa teknologi sekarang memang sudah diluar 'nurul' (nalar). Itu karena kini teknologi dapat mengemas apapun dengan cepat hingga bisa saja menggantikan pekerjaan manusia, seperti membuat berita. 


"Media massa semakin barbar," tegas Bapak Khalid, Dosen Praktisi sekaligus Redaktur Radar Malang. Pasalnya, adanya media massa online yang menjadikan semua hal, baik itu benar atau salah, dapat dikonsumsi publik secara instan sehingga mengalahkan media mainstream yang sesuai standar jurnalistik. 


Pada sesi tanya jawab, salah satu audien, Fanny Rahmawan, bertanya bagaimana seorang jurnalis menyikapi informasi hoax seperti hasil quick count pemilu yang beredar berkat kemudahan teknologi. "Untuk informasi yang bersifat maslahat untuk semua, kita perlu cari tahu sumbernya dari mana, kalau sumbernya dari media yang memiliki payung hukum maka bisa saja dipercaya," jawab Syarifah, presenter pertama. 


Audien lain, Rohmatul Ummah, juga mengajukan pertanyaan pada presenter tentang bagaimana tantangan dan potensi media teknologi untuk jurnalistik. Menurut Syarifah, penurunan popularitas media cetak memberikan peluang besar bagi media teknologi online atau elektronik dalam menyampaikan informasi. Meskipun dihadapkan dengan tantangan, seperti minat publik terhadap konten yang kurang bermutu, seorang jurnalis diharapkan mampu mengatasi hal ini dengan mengemas informasi tersebut sehingga memiliki nilai yang signifikan, relevan, dan menarik.

Selasa, 24 Oktober 2023

Perjalanan Indah di Gunung Berapi


Gambar 1. Pesona Kawah Gunung Bromo

Bersua dengan Keindahan landscape Gunung Bromo menjadi salah satu nikmat tuhan yang tidak akan pernah aku dustakan. Gunung berapi yang masih aktif itu terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Perjalanan wisataku ke sana tepat pada Jum’at 16 Juli 2021. Sebelum berangkat, aku menyiapkan barang-barang bawaan seperti makanan ringan dan pakaian hangat. Tak perlu waktu lama, aku pun  langsung berangkat dari Pare, kediri pada jam 21. 00 WIB dengan menaiki mobil.

Dalam perjalanan, aku menikmati alunan lagu sambil bernyanyi-nyanyi ria. Namun tak lama kemudian, mobil berhenti di sebuah SPBU untuk mengisi bahan bakar dan tidak disangka-sangka, polisi datang menghampiri. Meski takut pada awalnya tetapi beruntungnya tidak terjadi apa-apa. Perjalananku pun berlanjut dan akhirnya tiba di tempat tujuan pada jam 03.00 WIB. Aku disambut dengan udara dingin yang pada saat itu suhunya mencapai 11°c. Karena itu, aku membeli kupluk rajut seharga 25.000 untuk menghangatkan kepalaku.

Setelah itu, aku melanjutkan perjalananku dengan menaiki mobil jeep. Sesampainya diatas bukit, aku harus berjalan kaki dengan hati-hati dalam kegelapan malam untuk mencapai tempat melihat matahari terbit. Tempat itu ternyata sudah dipenuhi banyak orang yang sebagian tengah duduk rapi sambil mendekap badan dan sebagian lagi asik berfoto-foto. Tidak mau ketinggalan, aku juga mengabadikan momen itu dengan mengambil foto. Setelah menunggu dua jam dengan tangan mati rasa karena kedinginan, akhirnya terbayarkan oleh indahnya sinar matahari keorenan yang menyeruak dari ufuk timur. Aku memuaskan diriku menyaksikan fenomena alam itu hingga jam 07.00 WIB dan membeli bunga Edelweiss seharga 20.000 sebagai permata dari Gunung Bromo.

Perjalananku pun berlanjut ke kawah gunung Bromo dengan mobil Jeep. Setibanya di sana, aku membeli mie dan teh dengan harga yang cukup menguras kantong, yakni 20.000. Selesai makan, aku menikmati panorama padang pasir di lereng gunung Bromo. Tak puas sampai situ, aku juga menantang diriku untuk naik ke bukit berpasir untuk melihat kawah. Meski sebenarnya disana disediakan kuda, namun harga sewanya terbilang cukup mahal, jadi aku memilih berjalan kaki untuk merasakan vibes mendaki di gunung berapi yang satu ini. Dan rasa lelah, letih, lesu terbayar lunas oleh bentang alam yang menakjupkan. Sungguh nikmat tuhan yang tidak bisa didustakan. Dengan menjaga keseimbangan yang maksimal, aku turun dari bukit dan berjalan menuju ke mobil jeep untuk pulang. Dengan demikian berakhirlah perjalanan wisataku ke gunung bromo.

Kamis, 21 September 2023

 

Luar biasa! Jauh merantau ke tanah jawa, tak lupa mengabdi untuk tanah kelahiran.

    Inilah yang dilakukan oleh Abdul Givari Pratama Amboy seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab di UIN Malang yang jauh-jauh dari Kotamobagu, Sulawesi Utara untuk menuntut ilmu. Awal kedatangnnya ke Kota Malang dipenuhi dengan gembira dan harapan yang begitu banyak akan kota yang selalu dipadati oleh pelajar di setiap tahunya ini. Seperti kebanyakan orang, Givari yang akrab disapa Gifi ini juga mengalami hal yang serupa yaitu, butuh adaptasi. Ia senang bisa mengeksplor banyak hal di tempat barunya ini dan rasa itu akan selalu ia tumbuhkan guna memupuk skil dan pengetahuan yang ia dapatkan baik di dalam maupun di luar kampus.

    Meskipun, secara keseluruhan ia belum mendapatkan secara maksimal apa yang harusnya ia dapatkan di perantauan ini. “sejauh ini saya mendapatkan upgrading dari segi penalaran, mental dan pemikiran.” Ujarnya. Ia juga sekarang menjabar sebagai ketua PBP (Pena Bulir Padi) ukm yang berada di bawah naungan DEMA F Humaniora.

    Beberapa waktu lalu, ia diundang sebagai salah satu pembicara di acara PETISI (pekan motivasi) oleh MAN 1 Kotamobagu yang di mana MAN ini merupakan tempat ia belajar dulu. Hal penting yang menjadi perinsipnya adalah “khoirunnas anfa’uhum linnas..” Kutipan hadis nabi ini yang menjadi motivasi terbesarnya untuk tidak lupa mengabdi untuk tanah kelahirannya sendiri. Hal yang menjadikannya tidak lupa kepada tempat yang membesarkannya dulu. Dan sekarang ketika sudah punya sesuatu (walaupun sedikit) yang bisa ia bagi, baik pengalaman, pelajaran hiudp, atau pengetahuan yang ia dapatkan di perantauan, ia selalu antusias membagikannya kepada saksama.

    Tentu dalam menjalankan kegiatannya itu, ada banyak hal yang menjadi kendala tersendiri bagi seorang Givari. Salah satunya adalah ia acapkali kesulitan dalam menyampaikan suatu materi kepada banyak orang jika tidak mencatat atau menulis terlebih dahulu. Dan ia mampu mengatasi itu dengan menuliskan poin-poin penting yang akan ia sampaikan. Lalu dengan penalaran yang ia miliki, ia mampu menjelaskan poin-poin tersebut tanpa keluar dari konteksnya. “Maka rencana saya kedepan yang lebih besar adalah mewujudkan ide apa yang ada di kepala saya secara berurutan dan sistematis.” Ungkapnya.

 

Oleh: Lalu Ahmad Albani Atsauri 210301110037


Berhasil keluar dari zona nyaman: Rei, mahasiswi Sastra Inggris jadi presenter di acara Aicollim 2023.

             

            Sebagai seorang individu yang cenderung introvert, hidup dalam zona nyaman adalah suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan. Interaksi sosial yang terbatas, ruang privasi yang dijaga dengan baik, dan kedamaian batin merupakan elemen-elemen yang begitu berharga. Namun, pada suatu titik dalam hidupnya, orang introvert dapat mengalami perubahan yang signifikan. Mungkin ada momen pemicu atau dorongan kuat dari dalam dirinya yang mendorong mereka untuk keluar dari zona nyaman ini. Proses ini bisa dimulai dari kesadaran akan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang, menghadapi ketakutan dan tantangan, atau ingin menjalani kehidupan dengan lebih berarti. Terlepas dari motivasinya, langkah-langkah menuju kebebasan dari zona nyaman akan membawa mereka pada pengalaman yang mendalam dan memperluas cakrawala kehidupan sosial, pengembangan diri, dan keterlibatan lebih aktif dalam masyarakat.

“Aku mau cari kegiatan yang bisa mendorongku keluar dari zona mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang)” tegas Rei salah satu mahasiswi Sastra Inggris UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dibukanya pendaftaran menjadi volunteer di acara Aicollim 2023 yang diselenggarakan oleh Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahum Malang merupakan peluang emas baginya, tanpa basa basi ia segera membuat essay untuk memenuhi persyaratan pada pendaftaran tersebut. Tanpa ia sangka, ia lolos menjadi volunteer pada acara Aicollim 2023 yang resmi digelar pada tanggal 6-7 September 2023. Ia hanya mengira jika ia menjadi panitia saja, hingga kemudian tiga hari sebelum acara dilaksanakan ia mendapat informasi dari grup WhatsApp jika ia dipilih menjadi seorang presenter pada plenary session yang diselenggarakan setelah welcoming speech dan parallel session. Hal tersebut cukup mengejutkan baginya. Namun, sekaligus menjadi tantangan yang siap ia terjang.

Bagi Rei, berbicara didepan khalayak luas merupakan satu hal yang challenging. Dalam waktu tiga hari itu ia terus menyiapkan dirinya untuk unjuk diri agar dapat berbicara dengan luwes didepan umum. “hari pertama aku gugup banget tapi di hari kedua aku udah bisa ngatasin gugupku karena aku udah tau jalannya acara gimana” ungkapnya. Ia dapat mengalahkan rasa takut dan gugupnya saat itu kemudian ia berhasil  menjadi presenter di acara Aicollim 2023 ini dan mendapat pujian dari beberapa participant serta dosen pembina yang berada di ruangan yang sama dengannya ketika acara sedang berlangsung. “senang rasanya bisa berpartisipasi serta memberi kontribusi dalam acara Aicollim 2023 ini. Hal ini menjadi langkah awal untuk keluar dari zona nyamanku sebelumnya. Banyak hal yang bisa aku ambil dan sangat bermanfaat bagi kehidupanku nantinya.” Ujar Rei, Malang, Selasa (21/9).


Oleh: Rohmatul Ummah/210302110100

Lika-Liku Nonton Konser, Demi Bertemu Idola Kesayangan

 



Ketertarikan Riznima Azizah Noer dengan Idol K-Pop bermula sejak ia berada dibangku sekolah. Dia sangat menyukai member dari grup yang bernama NCT Dream. Dia seringkali menonton penampilan idola kesayangannya yang tampil sangat mempesona dilayar kaca. Lama kelamaan, itu membuat Azizah berandai bisa menonton penampilan konser secara langsung untuk menatap wajah tampan dari idolanya itu.

 

Azizah tidak mau hal tersebut hanya menjadi mimpi baginya. Jadi, dia terus memantau informasi mengenai konser yang diadakan oleh idolanya, dan punya tekad untuk dateng ke tempat acara itu akan diselenggarakan. Memang perlu banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menuju kesana, terutama masalah biaya. Selama ini, cara Azizah mengumpulkan uang adalah dengan menyisihkan uang jajannya. Tetapi, dia juga menyambi keja part time dengan menjadi bagian dari wedding organizer untuk mendapatkan uang tambahan, yang kemudian ia tabung selama berbulan-bulan. Selain itu, restu orang tua juga penting. Beruntungnya, orang tua Azizah tetap mendukung keinginan anaknya dan tidak terlalu mempermasalahkan, karena itu adalah hasil dari usaha dia sendiri.

 

Niatan besar itu akhirnya mengantarkan Azizah pada kesempatan yang luar biasa untuk bisa menoton idolanya secara langsung. “Euphoria konser saat itu bener-bener menciptakan kebahagiaan yang meluap-luap,” katanya. Di sisi lain, Azizah menganggap bahwa pengalaman menonton konser pertamanya itu membuat dia trust issue. Karena itu termasuk konser yang diadakan setelah covid berakhir, jadi membuat masyarakat Indonesia sangat excited dan antusias untuk menontonnya. “ Di konser TDS 2 ramai sekali yang datang. Jadi membuat aku ngga nyaman dan merasa sesak. Disana juga banyak orang egois dan seenaknya yang berimbas pada penonton-penonton sekitarnya”, imbuhnya.

 

Namun, pengalaman tersebut tidak menghalangi niat Azizah untuk menonton konser idolanya lagi. Kali ini dia tidak sendirian, karena ditemani dengan ketiga temannya. “Menurut saya, konser kedua ini sangat berkesan karena saya berada di barisan paling depan. Jadi bisa melihat idola saya dengan sangat jelas”, ucap Azizah sambil bersyukur.

 

Berdasakan dari pengalamannya, Azizah memberi tips kepada pembaca ketika akan pergi menonton konser, agar memilih pakaian yang nyaman. Karena dengan memakai pakaian yang nyaman dan sesuai dengan diri kita, tidak akan menimbulkan keribetan sendiri saat berasa di lokasi. Setelah itu, dia juga menyarankan untuk menghindari membawa barang-barang yang tidak diperlukan. Terakhir, jika itu termasuk konser pertama yang kalian datangi, alangkah baiknya untuk mencari partner konser. Karena dengan adanya teman itu tadi, bisa meminimalisir kebingungan hingga tersesat sendiri.


Shela Achsan (210302110207)

Gadis dengan seribu kekuatan

 


Semua orang tua ingin terbaik untuk anaknya. Jika mungkin caranya salah,bukankah tetap benar niatnya? .... anak perempuan yang selalu dijaga untuk kebaikannya. Dia adalah gadis cantik bernama putri begitu luar biasa dirinya. Gadis yang  berhasil melewati ombak  didalam aturan keluarganya terutama dari orang tuanya.
Sejak kecil dia tumbuh tanpa adanya peranan seorang ibu. Ibunya yang harus meninggalkan putri kecilnya karena adanya pekerjaan diluar negeri . Akan tetapi tidak membuatnya menjadi gadis lemah, namun mebuatnya menjadi perempuan yang begitu kuat.

"Kamu mati secara perlahan didalam rumah yang terlihat sempurna dimata orang lain"
Ketakutan yang tertanam padanya membuat drinya merasa tidak layak berada di antara teman-teman seusianya karena terlalu banyak batasan yang diterapkan dikehidupannya sejak kecil. Sehingga teman-teman dengan seenaknya melempari cacian yang tak layak didengar oleh telinga mungilnya. Membuat ketakutan mengurungnya dan tidak mau lagi menyapa teman-temannya. Hanya bisa berdiam sendiri dan adanya keluarga yang dijadikan sebagai sandaran terbaiknya.

Memasuki kelas empat waktu dimana membuat gadis kuat ini bangkit dari ketakutan yang selalu ada pada dirinya. Dia membuktikan dengan adanya prestasi yang telah diraihnya gadis ini berhasil mendapatkan peringkat satu yang bisa membungkam pernyataan temannya bahwa semua itu tidak perlu dibalas dengan kata,akan tetapi tunjukkan dengan hal yang lebih berbobot. Semenjak itu dia berambisi agar lebih baik dan mempertahankan apa yang sudah dia capai sebelumnya.

Setelah itu ketika dia memasuki Madrasah aliyah keinginannya masuk pasantren karena dia yakin pesantren akan membawanya ke lebih baik. Walaupun biasanya setiap masuk pesantren diantar oleh kedua orang tuanya,berbeda dengan putri dia harus menahan rasa rindunya,keinginannya dengan hadirnya seorang ibu tidak membuatnya tidak bahagia. Dia merasakan sangat bahagia karena masih adanya kehadiran ayah dan neneknya.

Selang berjalannya waktu dia dupesantren merasa sangat baik dan banyak relasi yang dia dapat. Dia semakin berani tampil didepan orang-orang membuang jauh-jauh  rasa takutnya dengan proses yang panjang namun memuaskan bagi dirinya. Setelah lulus dari pesantren dia mendapatkan keberuntunga kuliah jalur snmptn di Uin Maulana Malik Ibrahim Malang yang membuatnya merasa sangat bangga pada dirinya. Berbagai negoisasi untuk mempercayakan keluarganya agar bisa melepaskan putri untuk mencari ilmu lebih tinggi jarak yang begitu jauh dari keluarganya itu suatu hal yang tidak mudah. Namun akhirnya mereka mepercyai putri bahwa putri mampu menjaga dirinya dengan baik.

Tidak disangka ketika putri ingin berngkat ke ma'had dia berhasil diantar oleh kedua orang tuanya yang membuatnya terharu dan merasakan kebahagiaan yang begitu besar. Setelah sekian lama putri menginginkan momen ini dan akhirnya momen itu sekarang hadir tepat dihadapannya. Semakin semangat dia belajar di masa perkuliahan dan menghasilkan sesutu yang dibanggakan oleh orang tuanya. Putri yang dulu bukanlah dia yang sekarang hadir menjadi orang yang hebat cerdas dan mengispirasi banyak orang.
Dia selalu menerapkan bahwa "yang baik pasti terbalaskan,yang sedih pasti dibahagiakan" 



Ngapain Takut? Nekatlah: Ketakutan Bukan Menjadi Alasan Shela Untuk Tidak Mencoba Hal Baru



Menjadi seseorang yang ingin mencoba hal-hal baru merupakan sebuah anugerah yang patut kita syukuri, karena ternyata masih banyak orang yang takut untuk mencoba melakukannya, salah satunya traveling. Bagi sebagian orang traveling merupakan hal yang menakutkan. Ketakutkan akan hal yang tidak pasti, keamanan, ketidaknyamanan, hingga biaya. Tentu saja ini merupakan situasi yang tidak menyenangkan, yang mungkin berakibat fatal apabila terjadi kemungkinan-kemungkinan buruk dan hal tersebut dapat membuat seseorang memiliki rasa trauma. Berbeda dengan Shela Achsan, justru dia menangkis semua ketakutan yang dia punya untuk traveling.


Meskipun pada awalnya Shela mengalami rasa takut, rasa itu mulai kalah dengan rasa penasaran dia yang ingin mencoba hal baru. Hal ini ia buktikan ketika pertama kali solo trip ke pantai sewaktu SMA. Salah satu kendala yang Shela alami pada saat itu yaitu takut salah jalan. Karena sudah setengah perjalanan dan sayang kalau mau balik, akhirnya Shela tetap menerobos, menepis pikiran-pikiran negatif, dan mencoba menerima kendala itu dengan menghadapinya. Ternyata, setelah itu Shela menjadi orang yang berani melakukan apapun dengan sendirinya. Sekaligus dia berhasil mengunjungi destinasi-destinasi yang belum ia kunjungi sebelumnya seperti Malang selatan, Blitar, Kediri, Bali, hingga Jogja. “Hempaskan pikiran-pikiran yang membuatmu takut, kita harus coba  percaya ke diri sendiri bahwa kita bisa menghadapi itu”, imbuhnya.


Menurut Shela bahwa sesuatu yang kita lakukan sendiri itu tidak semenyeramkan itu. “Ga usah takut mencoba hal-hal baru, jika kita tidak mencobanya, kita tidak bisa mendapatkan pengalaman-pengalamannya”, ujarnya. Dibalik ketakutan-ketakutan yang belum pernah dicoba, pasti menemukan hal-hal yang seru, seperti Shela pada saat di Jogja. Di jogja ia mencoba berbagai masakan jogja yang selama ini blm pernah dicobanya seperti gudeg, nasi kucing, dan pia khas jogja. Shela juga menambahkan “Jangan lupa minta izin ke orang tua kalau ingin melakukan sesuatu hal yang baru, terutama ketika berpergian, jadi orang tua tidak perlu khawatir dan tau kalo kamu bisa jaga diri baik-baik”.

Refina Si Gadis Penakluk Diri Sendiri


Cantik, pintar, dan ikhlas adalah tiga kata yang tepat untuk menggambarkan Refina Amelia. Ia merupakan Mahasiswi salah satu PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri) di Kota Malang yang sedang menempuh semester kelimanya, namun tak disangka perjalanannya hingga saat ini penuh dengan lika liku kehidupan. Gadis yang biasanya dipanggil Refina ini dihadapkan dengan konflik melawan pilihan orangtua dan dirinya sendiri dalam menentukan masa depan. 

Konflik ini bermula semenjak Refina akan menginjak bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). “Pas lulusan SMP itu alhamdulillahnya aku dapet peringkat 1 danem terbaik di sekolahku” ujar Refina. Kejadian ini kemudian membuat Refina sangat optimis untuk mendaftar SMA favorit di kotanya, namun pemikirannya ini tidak sejalan dengan orangtuanya. Orangtua Refina menyuruh untuk meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren. Karena hal tersebut Refina mengaku resah “Saat itu ga pernah sedikitpun kebayang dalam hidupku aku bakal mondok” tambahnya. 

Sembilan bulan Refina menjalani hidupnya di pondok dengan penuh perjuangan, tetapi ia akhirnya gagal. “Di pondok emang aku belajar banyak hal, tapi aku bener bener gabisa bertahan. Akhirnya ibuku ga tega juga, terus aku daftar ke MAN” ucap Refina. Namun, pengalaman masuk pondok membuatnya sangat terbantu saat menjalani kehidupannya di MAN. Ia mengaku ilmu pondok tadi menjadi pegangannya dan membawanya hingga saat ini berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri bercorak Islam. 

Terkadang, keinginannya untuk berkuliah di PTN umum masih ada, tetapi ia berhasil berdamai dengan dirinya dan mengesampingkan ego untuk membahagiakan orangtuanya. Kesabaran Refina akhirnya mampu mengantarnya menuju gerbang kesuksesan dalam mempercayai diri serta menjadi pribadi yang sholehah karena mampu berbakti kepada orangtuanya secara maksimal. “Bagiku menomorsatukan pilihan orangtua is the best decision ever” pungkasnya.

Ditulis oleh: 
Fanny Rahmawan/210302110065

Merasakan Mondok Untuk Pertama Kalinya.

 




Menjadi mahasantri di ma'had merupakan kewajiban yang harus diikuti oleh mahasiswa baru UIN Malang semester 1 dan 2. Hal ini juga dialami oleh Anisa, mahasiswa baru tahun 2021. 

"Selama pendidikan, aku belum pernah merasakan pengalaman mondok sebelumnya. Ini adalah  pertama kalinya aku menjadi santri ketika masuk perkuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim." kata Anisa. 

"Aku sempat kaget, karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan interaksi sosial yang berbeda dan belum pernah aku rasakan." ujar Anisa. Ruangan kamarnya agak besar, namun terasa sesak, dengan lima kasur bertingkat, lima lemari berpintu dua berukuran sedang, serta meja lesehan berukuran besar. Kamar ini dihuni oleh sepuluh orang yang harus saling berbagi fasilitas kamar bersama. Dia juga harus mampu berinteraksi dengan berbagai santri dari latar belakang yang berbeda. Ditambah lagi dengan keterbatasan privasi yang mungkin harus dihadapi oleh mahasiswi UIN Malang ini selama tinggal di asrama tersebut.

Tidak hanya itu, Anisa juga harus menyesuaikan diri dengan rutinitas harian, aturan, tatanan yang berbeda serta kegiatan keagaam yang intensif dari yang dia miliki sebelumnya. Diantara perubahan tersebut termasuk jadwal shalat berjamaah yang ketat, pembelajaran agama yang wajib seperti memperdalam ilmu Al-quran dan Fiqih bagi semua santri. Adapun kegiatan mahad lainnya yang tidak boleh ditinggal dengan ancaman 'tidak lulus'. 

Kegiatan dari kampus pun harus wajib diikuti oleh mahasiswa baru UIN Malang, yaitu mengikuti kelas bahasa Arab yang menjadi hal baru baginya. "Dulu saat aku masih sekolah, aku belum pernah memperlajari bahasa Arab, sehingga saya terkejut dengan diwajibkannya kelas tersebut."

Meskipun Anisa merasakan culture shock menjadi santri  untuk pertama kalinya, bukan berarti menjadi alasan baginya untuk kehilangan semangat dan tanggung jawab sebagai mahasiswa UIN Malang. Pengalaman ini menjadi perubahan besar dalam hidupnya, dan dia terus menjalani kegiatan tersebut sebagai tantangan baru yang memerlukan usaha besar. Dengan tekadnya, ia bisa melewati semua rintangan tersebut dan lulus dari mahad.